Monday, April 30, 2018

Review: Labengki Nirwana Resort

BAD EXPERIENCE


We booked 4D3N (Villa Cadas, 65 PK speedboat) package at Kimaboe Lagoon Resort via a man from PT Labengki Nirwana Resort named Mamat/Nurachmat.

This is their website: http://labengki.co.id/ 

On the departure day (Dec 2017), we got on our speedboat from Kendari Bay at 8.23 am. About half an hour after departure, we experienced our first engine breakdown. We stopped at Mayaria Beach about 1 hour, waiting for them to fix the engine and then we continued our journey. Around 11 am, there’s another engine breakdown. We stopped at Toronipa beach. At this point, we were all already irritated and getting impatient because the captain of the boat didn’t explain anything to us. And we repeatedly called Mr Mamat to get things in order immediately but the response were very poor. We demanded him to change our speedboat but he said there were no other boats. He said there’s a bigger boat available but we have to pay much more if we want to use the bigger boat.

It was 1.50 pm when they finally finish fixing the boat. But it was already too late to try to go to labengki. The ocean were not friendly that day. After 15 minutes, we ask the boatman to take us back to kendari because the waves were very strong. We were soaking wet when we got back to Mayaria beach. Our baggage were also soaking wet because they didn’t provide anything to cover our baggages (which is very odd and make us wonder whether they have any experience being an operator)

We decided to postpone our trip and try again the next morning. By this time, we were very disappointed with PT Labengki Nirwana Resort because of the very poor communication and lack of initiative to solve our problem. They don’t even take our complaint seriously.

The next day, they give us the same boat. They said it’s ok because they already checked the engine. But you know what, the engine breakdown AGAIN! We demanded them to change our speedboat and we refuse to pay extra for the boat. Two hours later, we finally got on our new boat. So it takes 3 engine failure for them to change the speedboat. And we lost one whole day!

We are very very disappointed with the service of the people at PT Labengki Nirwana Resort in Kendari. Only the ones in Kendari. Because after we arrived at Labengki, everything was smooth.

We have already given direct feedback to Mr Mamat. We really hope they will improve their service. For that kind of price, we expect excellent service.

And for travelers who want to visit Labengki and stay at Kimaboe Resort, I recommend searching for an independent boatman, I think it will be cheaper.





Tuesday, April 24, 2018

mandarin oriental jakarta

18-21 dec 2017

Mandarin Oriental Jakarta
Jl MH Thamrin
Jakarta
02129938888
https://www.mandarinoriental.com/jakarta/jalan-mh-thamrin/luxury-hotel








the view from the room

night view from the room

the lobby

For Four Seasons Jakarta, please see https://ritaaza.blogspot.com/2018/02/four-seasons-hotel-jakarta.html

For Shangri-La Jakarta, please see https://ritaaza.blogspot.com/2018/04/shangri-la-hotel-jakarta.html

Follow me on Instagram @rita.san





Sunday, April 22, 2018

galeri nasional jakarta - 9 des 2017

09.12.2017

Galeri Nasional
National Gallery of Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No.14
Gambir
Jakarta Pusat
02134833954
http://galeri-nasional.or.id/



For my previous visit to Galeri Nasional, please see: http://ritaaza.blogspot.co.id/2018/02/galeri-nasional-29-oct-2017.html


Temporary Exhibition #1
Pameran Tunggal Seni Visual
''Goro Goro Bhinneka Keramik''
Butet Kartaredjasa

Sebanyak 138 karya yang tersaji dibuat Butet dalam kurun waktu tiga tahun terakhir dan dikuratori oleh Wicaksono Adi.

Karya-karya tersebut berbahan dasar keramik berbentuk persegi, oval, piring, dan lempengan yang tak beraturan maupun potongan visual keramik yang ditata menjadi kolase. Tak sekedar membuat keramik, Butet juga melukis di permukaannya dan memadukan dengan elemen lain seperti pelat besi, batu bata, serta bidang kayu. Elemen tersebut digunakan Butet sebagai bingkai maupun bidang yang memperkuat tampilan visual karya-karyanya.

Seluruh karya itu menjadi wujud respon Butet terhadap masalah sosial, politik, budaya, dan keagamaan. Selain itu juga menjadi refleksi personalnya terhadap tokoh-tokoh besar seperti Gus Dur, Joko Widodo, Budha, Yesus Kristus. Bahkan Butet juga melukiskan dirinya dan beberapa tokoh pewayangan dengan dibumbui peribahasa atau pameo dalam bahasa Jawa. Peribahasa atau pameo tersebut mengandung arti pesan moral tertentu yang ingin disertakan Butet dalam rangka mengingatkan kembali.

Berbicara tentang tema, Butet menyebutkan jika luasnya topik yang digarap dalam karya seni rupanya merupakan wujud dari bentuk ‘kebhinnekaan’. Sedangkan istilah ‘goro-goro’ digambarkan sebagai keadaan kacau dan penuh ketidakpastian. Sama halnya dengan ikatan kebangsaan kita yang ternyata sangat rapuh dan jika tidak hati-hati akan hancur berkeping-keping. Bagi Butet, kita sebagai masyarakat harus mampu menata kembali kepingan demi kepingan yang bhinneka (beragam) menjadi kolase ‘ke-Indonesian’ agar kehidupan lebih baik.
(source: galeri nasional's website)

menghalau penat, 2016


merapi 1, 2016



toa phobia, 2016





pasrah, 2016




mas gondrong, 2017


Temporary Exhibition #2
Pameran Fotografi Peru
''Memories of Peru - Photos from 1890 - 1950''

Pameran foto bertajuk “Memories of Peru” menampilkan karya-karya fotografi yang diambil pada tahun 1890-1950 yang merepresentasikan bagaimana Peru berkembang sebagai sebuah negara di balik lensa para master foto berbakat seperti Max T. Vargas, Martin Chambi, Carlos and Miguel Vargas, Juan Manuel Figueroa Aznar, Sebastian Rodríguez, Baldomero Alejos dan Walter O. Runcie. Mereka adalah sebagian dari nama-nama seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini. Dalam balutan kerangka geografi yang memadukan hutan Amazon, gletser yang memukau, pegunungan yang megah dan tandusnya padang pasir, kebudayaan asli Peru yang beragam–Peru merupakan salah satu dari enam negara di dunia yang disebut sebagai tempat lahirnya peradaban– berbaur dengan masyarakat Eropa, Afrika, dan masyarakat Timur. Sejarah penaklukan dan migrasilah yang melatarbelakangi skenario post-colonial. Elemen-elemen tersebut –geografi, sosial dan budaya– berinteraksi secara kompleks, terkadang jalannya bertentangan dan telah menghasilkan manifesto budaya yang mengejutkan. Salah satunya adalah fotografi, karena foto-foto tersebut menjadi saksi yang membentuk Memories of Peru (memori Peru).
(source: galeri nasional's website)

First Communion, 1915


miners and minerals






Temporary Exhibition #3
Pameran Seni Kontemporer Meksiko
''Geographies''

“Geographies” adalah pameran kolektif yang menyajikan karya seni dari empat seniman kenamaan Meksiko: Betsabeé Romero (instalasi), María José de la Macorra (instalasi), Enrique Rosas (seni digital), and Alfredo de Stefano (fotografi). Para seniman tersebut adalah bakat-bakat besar yang dimiliki oleh dunia seni kontemporer Meksiko, yang menciptakan dan merefleksikan lanskap serta realitas personal Meksiko saat ini juga beberapa wilayah diluar Meksiko.
Karya para seniman ini akan mengenalkan masyarakat Indonesia ke beberapa ekspresi seni Meksiko yang menarik, dan kali ini dipamerkan dalam kerangka konseptual tunggal berjudul “Geographies” (Geografi), mengacu ragam lanskap di Meksiko dan dunia yang bisa kita lihat pada karya mereka: dari warna pasir yang mencolok ke sisi artistik yang menyentuh warga ibukota Meksiko, dari ingatan atmosfer tentang lanskap laut, dan representasi futuristik dari topografinya. 
(source: galeri nasional's website)






 










Follow me on Instagram @rita.san




Saturday, April 21, 2018

malang night paradise & bataputi coffee

4-6 des 2017
malang


malang night paradise
jl. graha kencana raya no.66
blimbing, kota malang













bataputi coffee house
jl araya megah no.9
kota araya, malang
0341416999
















Follow me on Instagram @rita.san

For more Malang travel info, please click here